Sunday, June 29, 2014

:)


Kamu harus maklumin. Dia masih usia mencari identitas. Cowok itu butuh waktu. Saat ini dunianya bukan cuma buat pacar. Tapi ada orang tua, ada keluarga, ada kerjaan atau sekolahnya. Ada juga impian yang harus dikejar.

Kamu harus jadi cewek yang bisa menjadi pendukungnya. Cewek kuat yang juga akan menguatkannya. Caranya adalah menjadi cewek yang bisa mengerti, memaklumi, memberi ‘porsi’ yang pas kapan untuk hadir buat dia dan kapan kamu harus memberi jarak.  Dukung dia kalau lagi gak semangat, saat apa yang dia lakukan gagal atau saat Allah memberi cobaan untuknya.
Dukung dia dengan perhatian kamu. Dukung dia dengan doa kamu. Mugkin efeknya gak akan langsung ke dia. Tapi dengan itu dia akan sadar kalau kamu adalah perempuan yang bisa jadi tempat dia bersandar.

Disaat perempuan lain menyerah mendampingi dia, disaat perempuan lain hanya bisa ngambek karena gak ditemani setiap hari. Disaat perempuan lain hanya bisa menuntut, kamu satu-satunya perempuan yang bisa memberi.
Jika dia lelaki baik-baik, dia akan bertahan, memperjuangkan cita-citanya bukan hanya untuk dia, tapi juga untuk kamu.
Kesabaran kamulah yang menentukan apakah kamu jadi bagian dari rencana masa depannya atau tidak”.

---

Ini adalah sepenggal kata, sepenggal nasihat yang menjadi pengingat saya untuk menjadi perempuan yang bisa di andalkan dan tidak egois. Untuk bisa menjadi perempuan yang lebih baik dan memantaskan diri. Dan tidak menjadi perempuan penghambat masa depan. Sehingga pada akhirnya dia akan yakin kalau cinta saya pantas untuk dia pertahankan :)

Saturday, January 25, 2014

Ku Tuliskan Namamu

Teruntuk kamu, seseorang spesial yang ada dalam hatiku.
11 Agustus 2013 , kau dan aku menjadi kita.

------------------------------------

Yang aku tahu kau datang tiba-tiba
Oh sungguh tak dapat ku duga sebelumnya
Garis takdir itu menuntunku mengenalmu
Aku mulai merasakan ada yang berbeda
Dan kau tahu? Kamu, ya ternyata kamu mulai mencuri hatiku
Waktu itu mungkin tak tepat untuk aku merasakan itu
Itu yang kata orang di namakan Cinta
Salahkah aku merasakan ini?
Aku mungkin lancang menyayangimu
Perasaanku, gejolak hatiku
Uh, tak mu berhenti menyebut namamu
Tuhan, bantu aku menyatakan padanya
Rasa ini benar adanya
Aku benar-benar menyayanginya, setulus hatiku..

Apakah mungkin nanti kau membalas rasaku?
Ku serahkan semuanya pada sang waktu
Untuk kita dapat merasakan cinta yang sama
Saat matahari terbit di pagi hari
Atau saat pelangi datang setelah hujan
Yang aku tahu itu seindah senyummu
Ah senyum itu? Aku ingin kau melontarkannya padaku
Namun apakah aku berharap lebih?
Garis takdir itu yang akan mejawabnya, dan...
Kini kau bisa membalas cintaku
Aku menjadi orang yang kau selipkan dalam doamu
Menjadi kekasih hatimu
Untukmu ku serahkan segenap hati ini, sayangku...


With love,
Polaris.